Minggu, 23 Maret 2014

RUKUN ISLAM YANG PERTAMA: SYAHADATAIN



RUKUN ISLAM YANG PERTAMA: SYAHADATAIN
Oleh: Ummu Fathir
 
catt : tulisan ini sudah di perbarui

Rukun islam ada berapa? “Limaaaa”, begitu kata anak-anak orang islam berteriak, rukun islam adalah hal  yang paling penting dan merupakan dasar pengetahuan islam..rukun islam yang pertama mengucapkan dua kalimat syahadat “aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad rasul Allah”, yang kedua shalat, yang ketiga zakat,yang keempat puasa, yang kelima naik haji bagi yang mampu..pertanyaannya, kalau anda mengaku islam kapan anda mengucapkan syahadat, kenapa syahadat tidak perlu rukun dan syarat syahnya seperti halnya sholat, zakat, puasa, dan haji?

Orang islam keturunan tidak peru bersyahadat lagi ketika ingin mengerjakan rukun islam selanjutnya? Adakah dalilnya?Atau sebaliknya, adakah dalil yang menyatakan bahwa anak-anak  yang telah baligh harus bersyahadat dengan bersungguh-sungguh untuk memperbarui keimanan atau justru megulangi lagi urutan rukun islam tersebut agar ibadahnya  menjadi afdol, kenapa rukun islam yang lain mempunyai aturan yang jelas, dan syahadat tidak mempunyai aturan jelas, kenapa saya bilang begitu?karena saya selama ini hanya di beri tahu bahwa syahadat itu rukun islam yang pertama tanpa ada syarat-syaratnya, mungkin demikian juga halnya dengan anda
.
Anda lihat saja bagaimana seorang mualaf harus bersyahadat  dahulu untuk bisa menjalankan rukun yang selanjutnya dan dianggap beragama islam, sementara umat islam keturunan sudah bisa dibilang islam hanya karena orang tua mereka islam dan bisa langsung mengerjakan rukun islam kedua dan seterusnya tanpa harus meyakini, melafaskan, dan mempersaksikan syahadatnya,dan disaksikan syahadatnya, mengapa untuk syarat  masuk agama islam ini bisa lebih mudah dan sepele dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan rukun yang lain, dan bukankah arti rukun itu harusnya berurutan? Lalu jika ditanya pada kita kapan kita melaksanakan rukun islam yang pertama? Apa yang akan anda jawab? Mohon masukannya? Apakah syahadatain sebegitu mudahnya sehingga tidak perlu peraturan untuk melakukannya? Menurut anda bagaimana?

Saya adalah orang islam keturunan dari orang tua saya, saya meyakini di alam roh pun toh saya sudah mempersaksikan kalau Allah Tuhan saya, tapi bagaimana didunia? Saya diajarkan syahadat hanya merupakan kurikulum ajaran ketika saya mengaji, setelah itu saya diajarkan shalat rukun shalat, puasa, zakat. Pertanyaan yang paling mendasar adalah kalau anda mengaku orang islam kapan tepatnya anda meyakini dan mengilmui syahadat tersebut, apakah cukup di wakilkan pada orang tua saja yang mengazankan kita atau cukup kita ucapkan didalam hati saja, bukankah lebih afdol jika syahadatain kita pahami dan kemudian kita lafaskan disaksikan oleh manusia untuk lebih memantapkan lagi persaksian kita, memantapkan dalam artian selain Allah yang mengawasi pelaksanaan syahadat ini ada juga saudara-saudara kita yang menyaksikannya.

Ingat ini rukun yang kita bicarakan, bahwa yang namanya rukun harus di kerjakan secara berurutan, kalau rukun shalat saja tidak boleh di acak apa lagi rukun islam, dan lihat surat al Maidah ayat 83  masalah terkait kalau suatu saat nanti akan didatangkan saksi dari kaummu sendiri. Kalau anda bersyahadat saksi anda siapa?

Ada suatu pertanyaan, sebutkan dalilnya kalau syahadat itu harus diulang bagi yang islam keturunan? Kemudian ada juga pertanyaan serupa tapi tak sama yaitu apakah ada dalilnya kalau orang islam keturunan sudah dianggap islam karena orang tuanya islam dan tidak perlu bersyahadat lagi? Sejujurnya saya yang islam keturunan merasa iri dengan mualaf yang ketika akan bersyahadat dipersaksikan oleh orang banyak dan dia memahami dan menyadari arti syahadat itu, mengapa saya merasa islam mereka sempurna karena  memulai keislamannya dari rukun islam yang pertama, dan melafaskan dari hati dan mulut mereka sendiri.

Sementara yang saya ingat saya melafaskan syahadat adalah ketika guru ngaji sedang mengajari saya tentang syahadat itu tapi belum sepenuhnya mengilmui dan memahami maknanya, maklum namanya juga anak-anak. Waktu saya baligh pun tidak ada syarat dari orang tua untuk memulai masa baligh saya dengan syahadat, tapi hanya memfokuskan pada shalat, dan ibadah lainnya, dengan peringatan, ingat lo kamu udah dicatat amalnya, solat ga boleh bolong-bolong lagi. Jadinya saya cuma mengingat dan membaca syahadat ketika shalat.

Mualaf memulai rukun islam yang pertama untuk menandakan bahwa dia masuk islam, bukankah islam mereka lebih sempurna daripada kita yang merasa sudah islam karena keturunan lalu hanya mengerjakan rukun kedua dan seterusnya, seingat saya kalau rukun dikurangi, atau atau diacak berarti ibadahnya tidak sempurna bahkan tidak sah, lihat saja rukun shalat, bolehkah takbiraturihram di akhir shalat? Saudara-saudaraku marilah kita renungkan bersama-sama, jika nanti diakhirat Allah SWT bertanya, kapankah kita benar-benar mengilmui dan memahami syahadat kita pada Allah SWT dan rasul-Nya, kira-kira jawaban apa yang akan anda berikan. 

Apakah anda sekalian akan menjawab salah satu dari jawaban berikut ini, sudah ya Rabb waktu dialam roh hamba sudah meyakini bahwa Engkau adalah Tuhanku,orang tua hamba orang islam jadi hamba sudah di azankan/di iqomatkan waktu bayi, hamba selalu melafaskan di tiap zikir dan shalat hamba, hamba mengucapkan waktu disunat,waku ijab qobul dan ibadah-ibadah yang lain. Hamba sering melafaskan didalam hati cukup Engkau yang menjadi saksi.

Logikanya, dialam roh kita memang sudah bersyahadat tapi hanya pada Allah saja belum pada nabi Muhammad SAW, sementara syahatain adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah, dan syahadatain adalah rukun islam yang pertama jikalau ditinggalkan atau tidak dimani secara sungguh-sungguh anda semua pasti sudah tahu jawabannya, ingat sekali lagi yang kita bicarakan ini adalah RUKUN ISLAM YANG PERTAMA! Renungkanlah.

Sabtu, 22 Maret 2014

MH370



MH370
Kemana.. kemana..dimana.. sepertinya itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kepiluan hati para keluarga penumpang pesawat MH370 malaysia airline yang sudah memasuki hari ke 14 ini masih belum di ketahui dimana keberadaannya. Entah bagaimana rasanya menyadari bahwa orang terdekat kita tidak diketahui dimana keberadaannya, tidak diketahui bagaimana nasibnya.
 Sebagai sesama manusia yang mempunyai hati dan perasaan marilah kita berdoa untuk semua penumpang pesawat itu agar diberikan kekuatan untuk hidup dan menemukan keselamatan, dan bagi keluarga juga diberikan kekuatan untuk bersabar menunggu hingga datang berita yang jelas mengenai nasib pesawat dan para penumpangnya
 Berbagai spekulasi bermunculan kepermukaan terkait hilangnya MH370, ada yang mengatakan kalau pesawat itu jatuh di daerah perairan Indonesia, di vietnam, bahkan di Maladewa, dan Australia namun pencarian yang masih dilakukan hingga saat ini belum juga menemukan hasil yang jelas.
Apapun yang akan dilakukan oleh pihak-pihak terkait mengenai hilangnya pesawat ini, menurut saya semestinya yang paling di utamakan  saat ini adalah perasaan keluarga penumpang pesawat, lakukan hal  yang terbaik untuk mencari kejelasan mengenai nasib pesawat ini tapi jangan lupakan upaya untuk memberikan informasi yang jelas kepada keluarga penumpang, jelaskan apa upaya yang terbaik yang telah dilakukan untuk mengetahui dimana anggota keluarga mereka yang menjadi penumpang pesawat itu.
 Bahwa seluruh dunia ikut berduka bersama mereka dan juga bersama-sama menanti berita mengenai nasib para penumpang pesawat tersebut.
Saya hanya mencoba memahami bagaimana perasaan para keluarga itu, mencoba memposisikan diri saya dalam “sepatu”(keadaan) mereka, merasakan betapa sempitnya hati mereka saat ini.
Saya berharap secepatnya sebait lirik lagu di awal tulisan ini akan berubah menjadi lirik lagu kelegaan dan harapan bagi seluruh keluarga dan penumpang pesawat MH370. Semoga..